Reuters https://reuters.com Reuters
Reuters https://reuters.com Reuters

Pasar Keuangan Bergejolak: Mata Uang Asia Melemah, Yen Jepang Jadi Safe Haven

ForexNews.id – Sebagian besar mata uang Asia melemah pada perdagangan Senin, dengan yuan China mengalami tekanan paling besar akibat tanda-tanda deflasi yang terus berlanjut.

Sementara itu, dolar AS stabil di tengah ketidakpastian terkait tarif perdagangan dan perlambatan ekonomi AS.

Yuan China Melemah Akibat Inflasi yang Lemah

Yuan China (RRT) mencatat kinerja terburuk di Asia, dengan pasangan USD/CNY naik 0,3%.

Data inflasi China yang lebih lemah dari perkiraan mengindikasikan bahwa tekanan deflasi masih berlangsung, meskipun pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan stimulus.

Para pejabat China berjanji akan memberikan lebih banyak langkah-langkah fiskal untuk mendukung perekonomian, tetapi belum merinci kebijakan yang akan diambil.

Selain itu, China juga menghadapi tekanan tambahan akibat perang dagang dengan AS, setelah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif perdagangan sebesar 20% terhadap produk-produk China.

Yen Jepang Menguat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Berbeda dengan mata uang Asia lainnya, yen Jepang justru bertahan di level terkuat dalam lima bulan terakhir.

Meskipun data upah Januari lebih lemah dari ekspektasi, yen tetap menarik sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global.

Spekulasi pasar mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan (BOJ) juga turut memperkuat yen.

Para analis memperkirakan BOJ dapat menaikkan suku bunga secepatnya pada bulan Mei, seiring dengan meningkatnya inflasi dan pertumbuhan upah di Jepang.

Mata Uang Asia Lainnya Mengalami Tekanan

Selain yuan, mata uang Asia lainnya juga mengalami pelemahan.

Pasangan USD/KRW naik 0,4%, seiring meningkatnya ketidakpastian politik di Korea Selatan.

Dolar Singapura (USD/SGD) menguat 0,1%, sementara dolar Australia (AUD/USD) tetap datar.

Sementara itu, indeks dolar AS dan kontrak berjangkanya stabil setelah mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir.

Kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS membayangi pasar, terutama setelah Trump tidak menutup kemungkinan terjadinya resesi saat berbicara kepada Fox News.

Dengan ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi, pelaku pasar cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil risiko, yang turut menekan sebagian besar mata uang Asia. (AA)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *