Reuters https://www.reuters.com Reuters
Reuters https://www.reuters.com Reuters

The Fed dan Lonjakan Dolar: Apa Dampaknya bagi Pasar Global?

ForexNews.id – Dolar AS naik pada hari Rabu, didorong oleh arus safe haven setelah pihak berwenang Turki menahan saingan politik utama Presiden Tayyip Erdogan.

Insiden ini memicu kekhawatiran investor, mendorong aksi penghindaran risiko dan membuat lira Turki anjlok ke level terendah sepanjang masa.

Pada pukul 18:45 WIB, Indeks Dolar (DXY), yang melacak pergerakan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, tercatat naik 0,3% ke level 103,215.

Ini menandai pemulihan dari titik terendah dalam lima bulan terakhir.

Krisis Turki Memicu Penghindaran Risiko

Greenback telah mengalami tekanan belakangan ini akibat kekhawatiran terhadap dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap ekonomi global.

Namun, dolar AS mendapatkan dorongan kuat setelah pemerintah Turki menahan Walikota Istanbul, Ekrem Imamoglu, yang merupakan tokoh oposisi utama Presiden Erdogan.

Imamoglu dituduh terlibat dalam kasus korupsi dan diduga memiliki hubungan dengan kelompok teroris.

Penangkapan ini memicu kemarahan oposisi, yang menyebutnya sebagai “kudeta terhadap presiden berikutnya”.

Akibat ketidakpastian politik yang meningkat, lira Turki jatuh hingga 12% terhadap dolar AS, mencatatkan rekor terendah sepanjang sejarah.

Meskipun pasar saat ini terfokus pada krisis di Turki, perhatian investor juga akan segera beralih ke pertemuan Federal Reserve (The Fed) yang berlangsung selama dua hari.

Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap, dengan investor mencermati pernyataan The Fed terkait kebijakan perdagangan terbaru dan potensi dampaknya terhadap perekonomian global.

“Kami tidak melihat kemungkinan pemangkasan suku bunga saat ini,” kata analis di ING dalam catatannya.

“Namun, perubahan pada panduan ke depan bisa terjadi, meskipun The Fed masih mempertahankan fokus pada mandat inflasi dan ketenagakerjaan.”

Saat ini, para pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar hampir 60 basis poin pada akhir tahun ini, seiring meningkatnya risiko perlambatan ekonomi.

Euro Kehilangan Sebagian Keuntungan

Di Eropa, pasangan mata uang EUR/USD turun 0,4% ke 1,0899, menyerahkan sebagian kenaikan yang telah dicapai sebelumnya.

Euro sebelumnya mencapai level tertinggi lima bulan, didorong oleh parlemen Jerman yang menyetujui rencana lonjakan pengeluaran besar-besaran.

“Optimisme pasar terhadap kebijakan fiskal Jerman mungkin sudah mendekati puncaknya,” ujar analis ING.

“Jerman masih belum memiliki pemerintahan yang stabil, dan negosiasi koalisi dapat menjadi rumit.”

Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa inflasi zona euro di bulan Februari lebih rendah dari perkiraan awal, turun ke 2,3% dibandingkan estimasi awal 2,4%.

Data ini dapat meredakan kekhawatiran bahwa tekanan inflasi akan menghambat potensi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Bank Sentral Eropa (ECB).

Di Inggris, GBP/USD turun 0,2% ke 1,2974, meskipun masih bertahan di dekat level tertinggi empat bulan di atas 1,30 yang dicapai sebelumnya.

Bank of England diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap dalam pertemuan hari Kamis, menyusul kenaikan inflasi yang masih terbatas.

Yen Melemah Setelah Keputusan BOJ

Di pasar Asia, USD/JPY naik 0,3% ke 149,85 setelah Bank of Japan (BOJ) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga jangka pendek di level 0,5% pada hari Rabu.

Keputusan BOJ ini mencerminkan sikap hati-hati dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi dampak dari kebijakan tarif AS.

Sementara itu, USD/CNY naik tipis 0,1% ke 7,2313 menjelang keputusan kebijakan terbaru dari Bank Rakyat Tiongkok (People’s Bank of China) yang akan diumumkan pada akhir sesi perdagangan. (AA)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *