Reuters https://www.reuters.com Reuters
Reuters https://www.reuters.com Reuters

Pemerintahan Baru, Tantangan Baru: Mengapa IHSG Turun Drastis 19,49%?

ForexNews.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tajam dalam lima bulan terakhir sejak pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024.

Berdasarkan data IDNFinancials.com, IHSG yang sempat bertengger di level 7.772,60 pada 21 Oktober 2024, kini merosot hingga 6.258,18 pada akhir pekan lalu, mencatatkan penurunan sebesar 19,48%.

Pelemahan indeks ini sejalan dengan tekanan jual yang terus dilakukan investor asing.

Hingga saat ini, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp33,18 triliun, yang turut berkontribusi pada penurunan IHSG sebesar 11,61% secara year-to-date (ytd).

Target Investasi Ambisius, Pasar Modal Justru Tertekan

Pemerintah Indonesia sebelumnya menargetkan realisasi investasi sebesar Rp1.905 triliun pada 2025, meningkat 15,5% dari realisasi 2024 yang mencapai Rp1.714,2 triliun.

Namun, kondisi pasar modal yang belum stabil justru menjadi tantangan bagi pencapaian target ini.

Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryananta, menilai pemerintah belum menunjukkan strategi konkret untuk menjaga stabilitas pasar modal.

Menurutnya, IHSG merupakan indikator utama kesehatan ekonomi dan dunia usaha di Indonesia, sehingga diperlukan kebijakan yang lebih jelas untuk menarik kembali kepercayaan investor.

“Saat ini, pemerintah tampaknya lupa bahwa menjaga iklim pasar modal yang kondusif adalah salah satu kunci utama dalam menarik investasi jangka panjang,” ujar Liza saat dihubungi oleh IDNFinancials.com beberapa hari lalu.

Faktor-Faktor Pemicu Tekanan di Pasar Saham

Ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu utama penurunan IHSG, antara lain:

  1. Ketidakpastian Kebijakan Ekonomi
    Pasar masih menunggu kejelasan kebijakan ekonomi dari pemerintahan baru, terutama terkait kebijakan fiskal, moneter, dan insentif bagi dunia usaha.
  2. Aksi Jual Investor Asing
    Kekhawatiran terhadap kondisi makroekonomi global serta kebijakan domestik yang belum jelas membuat investor asing terus melakukan aksi jual.
  3. Pelemahan Rupiah
    Dalam beberapa bulan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami tekanan, yang turut berdampak pada daya tarik pasar modal Indonesia bagi investor asing.
  4. Suku Bunga Global
    Ketidakpastian arah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) masih menjadi faktor eksternal yang memengaruhi pergerakan modal asing di pasar saham Indonesia.

Harapan Stabilitas di Semester Kedua 2025

Meskipun IHSG mengalami penurunan tajam, beberapa analis masih melihat potensi pemulihan jika pemerintah segera mengambil langkah-langkah strategis untuk memperbaiki sentimen pasar.

Paket kebijakan ekonomi yang lebih terarah, stimulus bagi emiten, serta upaya memperkuat fundamental ekonomi nasional menjadi kunci untuk membalikkan tren negatif di pasar modal.

Di tengah situasi ini, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan selektif dalam memilih saham.

Sektor-sektor defensif seperti consumer goods, energi, dan infrastruktur diprediksi masih memiliki ketahanan lebih baik dibanding sektor lain yang lebih sensitif terhadap sentimen global.

Dengan dinamika yang terjadi, pelaku pasar akan terus mencermati langkah-langkah yang diambil pemerintahan Prabowo-Gibran dalam menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan kepercayaan investor di semester kedua 2025. (AA)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *