Reuters https://www.reuters.com Reuters
Reuters https://www.reuters.com Reuters

Bank of America Dorong Target EUR/USD ke 1,19: Sinyal Lemahnya Dolar di Tengah Stagflasi AS

ForexNews.id – Bank of America (BofA) secara mengejutkan merevisi target jangka menengah untuk pasangan mata uang EUR/USD menjadi 1,19, naik signifikan dari proyeksi sebelumnya di 1,15.

Langkah ini diumumkan setelah target awal berhasil dicapai pada akhir pekan lalu, ketika pasangan tersebut menyentuh 1,1503.

Posisi long pertama kali dibuka oleh BofA pada 10 April 2025 di level 1,1061, dengan target awal 1,15 dan stop/loss di 1,0750.

Dengan revisi ini, stop/loss pun diperketat menjadi 1,12, mencerminkan peningkatan keyakinan terhadap potensi penguatan Euro.

Menurut laporan yang dirilis, analis BofA menilai bahwa kondisi ekonomi dan kebijakan di Amerika Serikat menjadi pendorong utama pelemahan USD.

Kombinasi antara kebijakan fiskal yang tidak konvensional, lonjakan imbal hasil, dan meningkatnya volatilitas pasar telah memperburuk citra dolar sebagai mata uang cadangan utama dunia.

“Stagflasi yang mulai terlihat di AS telah mempersempit ruang manuver kebijakan, memicu ketidakpastian dan memperburuk performa aset AS secara global,” ujar laporan tersebut.

Dalam pandangan BofA, langkah-langkah proteksionis yang terus berkembang di AS justru menciptakan tekanan tambahan bagi perekonomian domestik dan menambah beban terhadap USD.

Sebaliknya, Euro kini mendapatkan dorongan dari arah kebijakan yang lebih proaktif di Eropa, termasuk reformasi struktural, rencana ekspansi fiskal ambisius, dan prospek kesepakatan dagang lintas kawasan.

Semua faktor ini, menurut BofA, memperkuat kasus bullish terhadap Euro.

Laporan tersebut juga menyoroti pergeseran struktural pasca-pandemi, termasuk peningkatan tajam kepemilikan ekuitas asing oleh investor AS dan berkurangnya aktivitas hedging.

Hal ini menciptakan permintaan mendesak untuk lindung nilai terhadap penurunan USD, sekaligus menghidupkan kembali diskusi global tentang de-dolarisasi.

Meskipun demikian, BofA tetap waspada terhadap sejumlah risiko, termasuk potensi perubahan mendadak menuju kebijakan ekonomi konvensional di AS atau eskalasi konflik dagang global.

Namun, mereka menilai skenario ini masih kecil kemungkinannya dalam jangka pendek.

Sebaliknya, risiko politik domestik seperti tekanan terhadap independensi The Fed justru bisa memperdalam penurunan nilai USD. (AA)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *