FOREXNEWS.ID – Washington, 21 Mei 2025 — Amerika Serikat dan Vietnam resmi memulai putaran kedua negosiasi perdagangan bilateral di Washington, D.C., sebagaimana diumumkan oleh pemerintah Vietnam pada Selasa.
Putaran ini merupakan kelanjutan dari diskusi awal yang telah berlangsung sebelumnya pada bulan Mei, dengan tujuan utama mencegah pemberlakuan tarif tinggi yang dapat mengancam stabilitas ekonomi Vietnam.
Negara Asia Tenggara yang tengah berkembang pesat ini berupaya keras mencapai kesepakatan yang akan membantunya terhindar dari tarif bea masuk hingga 46% atas sejumlah komoditas ekspornya ke Amerika Serikat.
Pemerintah Vietnam menilai bahwa tarif setinggi itu akan memberikan dampak serius terhadap model ekonomi yang selama ini sangat bergantung pada ekspor.
Kementerian Perdagangan Vietnam menyampaikan bahwa pembicaraan resmi dimulai pada Senin dan akan berlangsung hingga 22 Mei.
Dalam putaran kali ini, kedua negara memusatkan perhatian pada penyusunan strategi menyeluruh guna menanggulangi persoalan utama yang menjadi perhatian bersama, termasuk ketidakseimbangan perdagangan dan praktik industri yang dianggap tidak adil.
Delegasi Vietnam dipimpin langsung oleh Menteri Perdagangan Nguyen Hong Dien, yang hadir bersama pejabat senior dari kementerian keuangan, bank sentral, serta perwakilan industri strategis seperti teknologi, agrikultur, dan konstruksi.
Keterlibatan berbagai sektor ini mencerminkan keseriusan Vietnam dalam menyusun langkah konkret untuk memperbaiki posisi perdagangannya di mata Amerika Serikat.
Pertemuan informal sebelumnya antara Dien dan perwakilan perdagangan AS, Jamieson Greer, telah dilaksanakan di Korea Selatan usai forum APEC, membuka jalan bagi diskusi lebih mendalam dalam sesi resmi pekan ini.
Amerika Serikat sendiri saat ini menangguhkan tarif penuh 46% dan menggantinya dengan tarif sementara sebesar 10% hingga bulan Juli.
Namun, jika tidak ada kemajuan berarti dalam negosiasi, tarif maksimum bisa saja diberlakukan, memberikan tekanan besar terhadap perekonomian Vietnam.
Dengan Amerika Serikat sebagai mitra dagang terbesar, Vietnam melaporkan surplus perdagangan mencapai lebih dari 123 miliar dolar AS pada 2024.
Untuk menanggapi kekhawatiran Washington, pemerintah Hanoi telah menerapkan kebijakan seperti menahan arus barang Tiongkok yang transit melalui wilayahnya untuk kemudian diekspor ke AS, serta meningkatkan pembelian produk asal Amerika guna menyeimbangkan neraca perdagangan.
Putaran kedua negosiasi ini menjadi momen krusial dalam hubungan perdagangan kedua negara yang selama ini saling bergantung, sekaligus menguji komitmen keduanya dalam menjaga stabilitas rantai pasok dan pertumbuhan ekonomi regional. (AA)