ForexNews.id – Analis Bank of America (BofA) memperingatkan bahwa pasar keuangan global mungkin telah meremehkan dampak luas dari tarif perdagangan baru Amerika Serikat yang dijadwalkan berlaku pada 2 April 2025.
Dalam laporan terbarunya, BofA menekankan bahwa potensi tarif ini tidak hanya menargetkan sektor-sektor tertentu, melainkan bisa mencakup berbagai produk ekspor, terutama dari Uni Eropa (EU).
EU di Bawah Tekanan, Inggris Relatif Aman
Menurut BofA, Uni Eropa berisiko menghadapi tekanan tarif yang lebih berat dibandingkan Inggris (UK).
Hal ini dikarenakan surplus barang EU terhadap AS jauh lebih besar daripada UK, yang hanya mencatat surplus barang yang relatif kecil.
Dengan demikian, Inggris berpotensi lebih terlindungi dari dampak langsung tarif komprehensif.
Meskipun beberapa pelaku pasar tampaknya telah memperhitungkan kemungkinan tarif atas barang-barang tertentu, sebagian besar masih belum menyesuaikan posisi mereka terhadap risiko tarif menyeluruh yang bisa mengguncang perdagangan lintas Atlantik.
Perubahan Posisi Hedge Fund Mengisyaratkan Pergeseran Sentimen
Menariknya, data eksklusif dari BofA menunjukkan bahwa hedge fund justru mulai kembali membeli euro (EUR) setelah beberapa pekan sebelumnya menjualnya.
Langkah ini memberi sinyal bahwa sebagian besar pelaku pasar mungkin berspekulasi akan adanya kestabilan atau bahkan penguatan EUR dalam jangka pendek, meskipun ancaman tarif masih membayangi.
Namun, BofA memperingatkan bahwa posisi long pada EUR ini terjadi dalam kondisi yang belum sepenuhnya memperhitungkan risiko tarif luas terhadap barang EU.
Analis BofA melihat potensi koreksi yang tajam jika sentimen berubah mendekati tenggat tarif.
Netral terhadap USD dan GBP, Tapi GBP Punya Dukungan Musiman
Sementara itu, posisi pasar terhadap dolar AS (USD) dan poundsterling Inggris (GBP) cenderung netral.
Namun, analisis BofA mencatat bahwa skew opsi EUR/USD untuk calls telah mencatat rekor baru, menunjukkan minat yang lebih besar terhadap kemungkinan penguatan EUR — sebuah indikasi bahwa sebagian investor tetap optimis, meski dengan risiko yang membayangi.
Di sisi lain, pound Inggris berpotensi mendapatkan angin segar dari pola musiman yang positif di bulan April.
BofA mencatat bahwa perusahaan-perusahaan Inggris yang terdaftar di FTSE cenderung merepatriasi pendapatan luar negeri untuk membayar dividen pada bulan ini.
Meskipun efek ini telah menurun sejak Brexit 2017, BofA menilai dorongan musiman ini masih cukup kuat untuk mendorong apresiasi GBP terhadap EUR.
Normalisasi Perdagangan Inggris Dorong GBP
Dengan kondisi perdagangan Inggris yang mulai menunjukkan tanda-tanda normalisasi pasca-Brexit, GBP dipandang memiliki ruang untuk menguat lebih lanjut.
Data dari Bloomberg turut memperkuat pandangan ini dengan mencatat bahwa April merupakan bulan terpenting kedua untuk pengumuman dividen di antara perusahaan Inggris.
Kesimpulan: Risiko Terpendam, Pasar Perlu Waspada
BofA menutup analisanya dengan peringatan bahwa pasar belum sepenuhnya menghargai potensi eskalasi tarif dan implikasinya terhadap hubungan dagang lintas Atlantik.
EUR bisa menjadi korban pertama jika tarif diberlakukan secara luas terhadap barang-barang dari Uni Eropa, sementara GBP memiliki penopang musiman dan struktural yang lebih kuat untuk menghindari tekanan serupa.
Dengan mendekatnya tenggat tarif pada 2 April 2025, BofA menilai penting bagi pelaku pasar untuk lebih cermat dalam membaca sinyal dan menyesuaikan posisi mereka sebelum dinamika pasar berubah drastis. (AA)