ForexNews.id – Rabu pagi menjadi saksi penguatan Dolar AS yang berkelanjutan, memperpanjang lonjakan tajam dari sesi sebelumnya.
Kenaikan ini dipicu oleh sikap Presiden Donald Trump yang mengejutkan pasar dengan nada yang lebih bersahabat terhadap Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, serta tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Pada pukul 04:00 ET (08:00 GMT), Indeks Dolar naik 0,3% ke 98,960, mencerminkan kepercayaan investor terhadap greenback setelah sempat terpuruk ke level terendah tiga tahun.
Trump, yang sebelumnya dikenal vokal mengkritik Powell karena tidak cukup agresif menurunkan suku bunga, kini menunjukkan perubahan sikap.
“Saya tidak berniat memecatnya,” ujar Trump, memberi sinyal stabilitas kebijakan moneter yang sebelumnya diragukan pasar.
Sikap ini membantu meredam kekhawatiran terhadap independensi Federal Reserve—sebuah pilar utama yang membuat Dolar tetap menarik sebagai mata uang cadangan global.
Di saat bersamaan, Trump mengutarakan pandangan optimis mengenai dialog perdagangan dengan China, menyebut kemungkinan pengurangan tarif secara substansial sebagai bagian dari kesepakatan yang sedang dinegosiasikan.
Komentar ini disambut baik pasar, didukung oleh pernyataan Menteri Keuangan Scott Bessent yang menyebut kebijakan tarif saat ini “tidak berkelanjutan”.
Para analis memproyeksikan periode fluktuasi Dolar yang lebih dinamis, dengan mata uang ini sangat responsif terhadap berita terkait independensi The Fed dan arah kebijakan tarif.
“Saat ini, Dolar masih menjadi barometer utama sentimen perdagangan global,” tulis ING dalam laporan riset mereka.
Sementara itu, Euro melemah terhadap Dolar. EUR/USD turun 0,3% ke 1,1394 setelah data PMI Jerman menunjukkan penurunan aktivitas bisnis ke wilayah kontraksi, memperkuat spekulasi pemotongan suku bunga tambahan oleh ECB.
Di Asia, Yen Jepang juga melemah setelah data PMI manufaktur menunjukkan kontraksi untuk bulan ke-10 berturut-turut, sementara Yuan China justru menguat terhadap Dolar berkat nada damai dari Washington.
Secara keseluruhan, penguatan Dolar kali ini mencerminkan kombinasi faktor politik dan ekonomi global yang saling bersilangan.
Ketika tekanan dari Gedung Putih mereda dan ekspektasi pasar terhadap kebijakan global mulai menyesuaikan diri, investor kembali menaruh kepercayaan pada Dolar AS sebagai jangkar kestabilan di tengah ketidakpastian global. (AA)