Reuters https://reuters.com Reuters
Reuters https://reuters.com Reuters

Dolar Tertahan di Zona Stabil, Euro Kehilangan Momentum Penguatan

ForexNews.id – Dolar AS naik tipis pada hari Senin (10/3), bangkit dari level terendah empat bulan terakhir.

Namun, mata uang ini masih berada di bawah tekanan akibat kekhawatiran bahwa kebijakan perdagangan pemerintahan Trump dapat berdampak negatif terhadap ekonomi AS.

Pada pukul 16.10 WIB, Indeks Dolar, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,1% ke level 103,959, sedikit di atas posisi terendah minggu lalu.

Dolar Menahan Penurunan Baru-baru Ini

Dolar AS menguat setelah mengalami tren pelemahan selama sebulan terakhir.

Ketidakpastian atas kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump, terutama terkait tarif terhadap Meksiko, Kanada, dan China, membuat investor cemas akan potensi resesi.

Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menolak untuk berspekulasi mengenai kemungkinan resesi akibat kebijakan tersebut.

Pekan lalu, dolar mengalami penurunan lebih dari 3% terhadap mata uang utama lainnya, mencatatkan kinerja mingguan terburuk sejak November 2022.

Pelaku pasar kini menanti rilis data indeks harga konsumen (CPI) AS bulan Februari yang akan diumumkan pada hari Rabu.

Data ini akan menjadi indikator penting bagi keputusan kebijakan moneter The Fed.

Menurut analis ING, suku bunga inti diperkirakan tetap berada di level 0,3% bulan ke bulan.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, bahwa bank sentral tidak terburu-buru menurunkan suku bunga.

Euro Mundur Setelah Kenaikan Tajam

Di pasar Eropa, pasangan EUR/USD turun 0,2% ke 1,0816, setelah mencatat kenaikan mingguan terbaiknya sejak 2009.

Penguatan euro pekan lalu didorong oleh reformasi fiskal Jerman yang dianggap dapat mengubah lanskap ekonomi.

Partai pemenang pemilu Jerman, Friedrich Merz, dan Partai Sosial Demokrat telah memulai pembicaraan koalisi, dengan target mencapai kesepakatan sebelum pekan depan.

Selain itu, pertemuan antara pejabat AS dan Ukraina di Arab Saudi mengenai perang Rusia-Ukraina menjadi perhatian investor, yang dapat mempengaruhi pergerakan euro.

  1. Yen Menguat di Tengah Ketidakpastian

Di pasar Asia, USD/JPY turun 0,6% ke 147,17, mendekati level terendah sejak Oktober.

Yen menguat karena meningkatnya permintaan safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Spekulasi kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan juga mendukung penguatan yen, meskipun data upah Januari sedikit lebih lemah dari perkiraan.

Sementara itu, USD/CNY naik 0,4% menjadi 7,2655 setelah data inflasi China yang lemah.

Inflasi konsumen dan produsen di bulan Februari turun lebih dari ekspektasi, mencerminkan masih berlanjutnya tren disinflasi di China.

Hal ini terjadi meskipun Beijing telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mendorong belanja konsumen, termasuk subsidi untuk barang-barang tertentu.

Poundsterling dan Prospek Pasar

Di pasar Inggris, GBP/USD turun 0,3% ke 1,2880, setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi empat bulan di 1,2946.

Penurunan ini mencerminkan aksi ambil untung investor setelah kenaikan tajam sterling dalam beberapa sesi terakhir.

Secara keseluruhan, meskipun dolar AS menguat tipis, sentimen pasar masih dibayangi oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan dan arah suku bunga The Fed.

Investor akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dalam beberapa hari ke depan. (AA)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *