ForexNews.id – Euro telah berada di bawah tekanan hampir sepanjang tahun 2024, namun JPMorgan berubah menjadi bullish terhadap pasangan EUR/USD dengan taktisnya.
Bank investasi ternama ini mengutip kombinasi kebijakan fiskal Uni Eropa dan kondisi ekonomi Amerika Serikat sebagai faktor utama perubahan pandangannya.
Pada pukul 18:50 GMT, EUR/USD diperdagangkan 0,1% lebih tinggi ke level $1,0795, mencatat kenaikan 3,8% selama sepekan terakhir dan hampir 5% dalam satu bulan terakhir.
Menjelang tahun 2025, JPMorgan memiliki pandangan ganda terhadap dolar AS.
Bank ini memperkirakan USD akan tetap kuat pada kuartal pertama (Q1) karena tarif dan kebijakan AS yang mendominasi lanskap makroekonomi.
Namun, pada akhir tahun, dolar diperkirakan melemah seiring dengan meredanya momentum ekonomi AS dan munculnya perkembangan positif dari belahan dunia lain.
JPMorgan menilai bahwa pasar saat ini mendekati titik balik, sehingga mereka berbalik menjadi bearish terhadap dolar dan lebih konstruktif terhadap euro untuk pertama kalinya sejak 2024.
“Ini merupakan perubahan substansial dalam pandangan kami,” ungkap bank tersebut.
Faktor utama yang mendukung penguatan euro mencakup gencatan senjata di beberapa wilayah konflik, peningkatan dukungan fiskal dari Uni Eropa, dan membaiknya sentimen pasar.
Bank memperkirakan EUR/USD dapat mencapai kisaran 1,12-1,14.
Meski demikian, JPMorgan tetap mewaspadai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan pasangan mata uang ini.
Moderasi lebih lanjut dalam data ekonomi AS dapat mendukung penguatan euro, sementara kebijakan tarif AS berpotensi menekan EUR/USD ke level lebih rendah.
“Kami perlu menilai kembali profil perkiraan EUR/USD kami,” ujar JPMorgan.
Sebelumnya, bank ini memiliki perkiraan Q1 sebesar 0,99, di luar konsensus pasar, serta target EUR/USD di akhir tahun di level 1,08.
Namun, dengan perkembangan terkini, risiko pergerakan euro saat ini condong ke arah yang lebih positif. (AA)