ForexNews.id – Para ahli strategi Citi memperingatkan bahwa euro (EUR) dapat mengalami pelemahan lebih lanjut terhadap dolar AS (USD) dalam beberapa bulan mendatang.
Faktor utama yang berkontribusi terhadap tekanan ini adalah meningkatnya risiko tarif terhadap Uni Eropa (UE), yang diperkirakan akan berdampak lebih besar dibandingkan manfaat dari belanja UE di masa depan.
Menurut Citi, pergerakan USD saat ini didorong oleh tiga faktor utama: potensi kenaikan tarif yang mendukung dolar, gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia yang dapat berdampak positif bagi euro dalam jangka panjang, serta data ekonomi AS yang melemah, yang bisa menekan greenback.
Namun, bank ini menilai bahwa risiko tarif terhadap UE masih belum sepenuhnya diperhitungkan oleh pasar dan kemungkinan akan meningkat hingga April 2025.
Para ahli strategi Citi juga menekankan bahwa dampak tarif terhadap ekonomi manufaktur Eropa cenderung lebih besar dibandingkan dengan ekonomi berbasis jasa seperti AS.
Hal ini dapat membuat dolar tetap unggul ketika tarif mulai berpengaruh terhadap ekonomi global.
Selain itu, Citi memperkirakan bahwa dampak negatif dari tarif akan mendahului manfaat belanja militer UE, yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memberikan efek signifikan.
Meskipun ada indikasi bahwa USD telah mencapai puncaknya di awal 2024, Citi tetap skeptis terhadap kemungkinan pembalikan tajam dari reli dolar.
Sebaliknya, mereka melihat USD memasuki kisaran perdagangan baru dengan level yang lebih tinggi dibandingkan 18 bulan sebelumnya.
Secara keseluruhan, Citi tetap bullish terhadap USD dalam jangka pendek, dengan asumsi bahwa dampak tarif terhadap pertumbuhan global belum sepenuhnya diperhitungkan.
Mereka juga berpendapat bahwa optimisme terkait gencatan senjata Ukraina-Rusia dan belanja militer UE masih terlalu dini.
Oleh karena itu, EUR/USD diperkirakan akan tetap melemah dalam beberapa bulan mendatang sebelum mengalami rebound pada paruh kedua tahun 2025. (AA)