Reuters https://www.reuters.com
Reuters https://www.reuters.com

Ketegangan Global dan Ketidakpastian Kebijakan: Mata Uang Asia Terjebak dalam Titik Netral

FOREXNEWS.ID – Pada hari Kamis, sebagian besar mata uang Asia bergerak dalam pola sempit, terjebak dalam kebuntuan antara sinyal geopolitik yang ambigu dan kebijakan moneter yang hati-hati dari Amerika Serikat.

Pelaku pasar tampaknya enggan mengambil posisi besar, dengan pandangan yang tertuju pada dua faktor utama: pembicaraan perdagangan AS-China dan arah kebijakan Federal Reserve yang semakin sulit ditebak.

Sementara Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan pengumuman “kesepakatan besar” yang mungkin melibatkan Inggris, reaksi pasar tetap berhati-hati.

Potensi dampak dari kesepakatan tersebut dianggap terbatas karena Inggris bukanlah mitra dagang utama seperti Tiongkok atau Uni Eropa.

Tambahan pula, fakta bahwa Inggris memiliki defisit perdagangan terhadap AS menjauhkan negeri itu dari potensi sanksi tarif yang lebih berat.

Dolar AS sempat menguat setelah pernyataan The Fed yang menegaskan pendekatan “tunggu dan lihat” dalam kebijakan suku bunga.

Namun, penguatan tersebut mulai terkikis saat sesi Asia dibuka, dengan indeks dolar menunjukkan koreksi minor.

Di sisi Asia, yuan Tiongkok hanya melemah tipis di tengah ekspektasi rendah terhadap hasil konkret dalam pembicaraan perdagangan mendatang di Swiss.

Beijing kembali menekankan bahwa negosiasi yang bermakna tidak akan dimulai kecuali AS mencabut tarif yang telah dikenakan.

Mata uang Asia lainnya mencerminkan suasana hati regional yang datar. Yen Jepang menguat tipis menjelang rilis data gaji nasional, sementara dolar Australia bangkit setelah sempat terpukul oleh kekhawatiran pertumbuhan.

Won Korea Selatan dan rupee India juga menunjukkan pergerakan kecil, dengan rupee sedikit menguat pasca ketegangan militer dengan Pakistan yang sempat mendominasi berita utama.

Sementara itu, dolar Taiwan menunjukkan volatilitas yang luar biasa sepekan terakhir, mencerminkan sensitivitas tinggi pasar terhadap spekulasi seputar hubungan dagang dengan AS.

Kombinasi antara kebijakan moneter yang tidak memberikan kepastian, konflik geopolitik, dan prospek perdagangan global yang terus berubah menempatkan mata uang Asia dalam posisi defensif.

Untuk saat ini, pasar tampaknya memilih menunggu – bukan karena tidak peduli, tetapi karena terlalu banyak yang belum pasti. (AA)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *