ForexNews.id – Harga futures minyak mentah mengalami penurunan selama sesi perdagangan Asia pada Selasa, mencerminkan tekanan dari penguatan Dolar AS serta prospek permintaan yang masih belum menunjukkan pemulihan signifikan.
Pada New York Mercantile Exchange (NYMEX), kontrak futures minyak mentah untuk pengiriman Mei turun 0,04% menjadi USD69,08 per barel pada saat penulisan.
Harga sempat menyentuh level terendah sesi ini sebelum kembali stabil.
Level support utama saat ini berada di USD66,21, sementara resistance terdekat di USD69,33 per barel.
Sementara itu, Indeks Dolar AS Berjangka, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, mengalami kenaikan sebesar 0,07% menjadi USD104,01.
Penguatan dolar ini memberikan tekanan lebih lanjut pada harga minyak mentah, karena membuat komoditas ini lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Di pasar global, minyak Brent yang diperdagangkan di Intercontinental Exchange (ICE) untuk pengiriman Juni juga mengalami sedikit penurunan sebesar 0,01%, dengan harga saat ini berada di USD72,36 per barel.
Spread antara minyak Brent dan minyak mentah WTI tercatat sebesar USD3,28 per barel, menunjukkan dinamika harga yang masih cukup ketat di pasar energi.
Faktor Penggerak Pasar Minyak
Beberapa faktor turut berkontribusi terhadap pergerakan harga minyak saat ini. Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global masih menjadi sentimen utama yang membebani pasar.
Data ekonomi terbaru dari China dan Eropa menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan, yang dapat berdampak pada permintaan energi dalam beberapa bulan ke depan.
Di sisi lain, laporan terbaru dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menunjukkan bahwa produksi minyak global tetap stabil, meskipun beberapa anggota OPEC+ mempertimbangkan kemungkinan pemangkasan produksi lebih lanjut untuk mendukung harga di tengah ketidakpastian ekonomi.
Investor juga akan mencermati laporan stok minyak mentah dari American Petroleum Institute (API) dan Administrasi Informasi Energi (EIA) yang dijadwalkan rilis pekan ini.
Jika persediaan minyak AS meningkat lebih dari perkiraan, hal ini dapat semakin menekan harga minyak mentah.
Outlook Pasar
Ke depan, harga minyak mentah diperkirakan masih akan bergerak dalam kisaran sempit, dengan volatilitas yang meningkat menjelang pertemuan OPEC+ bulan depan.
Selain itu, kebijakan moneter Federal Reserve dan pergerakan Dolar AS akan tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi harga minyak global.
Meskipun ada tekanan dari penguatan dolar dan ketidakpastian ekonomi, potensi pemangkasan produksi oleh OPEC+ serta peningkatan permintaan menjelang musim panas di belahan bumi utara dapat memberikan dukungan bagi harga minyak dalam jangka menengah.
Namun, investor tetap perlu mewaspadai risiko volatilitas yang tinggi di pasar energi global. (AA)