Reuters https://reuters.com Reuters
Reuters https://reuters.com Reuters

Pasar Obligasi Pemerintah Jepang Terus Alami Intervensi, BoJ Tetapkan Usahakan Bertahan

Intervensi terjadi di pasar obligasi pemerintah Jepang.

Bank of Japan (BoJ) mempertahankan sikap meskipun ada kenaikan suku bunga jangka panjang yang stagnan.

Kazuo Ueda sebagai Gubernur BoJ menegaskan bahwasanya pada hari Jumat ada kemungkinan untuk terjadi peningkatan pembelian obligasi jika pergerakan pasar goyang sehingga menyebabkan kenaikan tajam pada imbal hasil.

Ini tentunya adalah sebuah sikap selaras dengan kebijakan bank sejak terjadinya pengurangan pembelian obligasi Juli 2024.

Komitmen BoJ untuk membiarkan kekuatan pasar mendikte suku bunga jangka panjang muncul setelah BoJ memutuskan untuk meninggalkan kebijakan yang ambil sikap untuk mempertahankan imbal hasil obligasi di sekitar angka nol.

Bank sentral juga telah menetapkan ambang batas yang ternilai cukup tinggi untuk pembelian obligasi darurat, yang hanya diperuntukkan bagi kasus besar seperti lonjakan secara tiba-tiba dalam imbal hasil obligasi.

Pendekatan yang dilakukan tentunya mencerminkan strategi yang lebih luas untuk mengurangi dukungan moneter masif BoJ, yang telah berlangsung selama beberapa dekade belakang.

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang telah mengalami kenaikan sejak Oktober tahun lalu dan ini tentunya dalam pengaruh kenaikan imbal hasil obligasi AS dan kenaikan suku bunga BoJ.

Imbal hasil obligasi 10 tahun saat ini berada di level tertinggi 15 tahun di 1,44% pada hari Kamis.

Imbal hasil obligasi ini turut membuat Ueda berkomentar dan komentar Ueda pada hari Jumat membantu sedikit membawa angin segar dengan menurunkan imbal hasil menjadi 1,42%.

Analis pasar memprediksi kemungkinan kenaikan imbal hasil menjadi 1,5% dalam beberapa minggu mendatang, dengan beberapa investor memperkirakan hingga dua kali kenaikan suku bunga tahun ini.

Pemangkasan pembelian obligasi secara bertahap oleh BoJ dimulai pada bulan Juli, dan rencananya untuk mengurangi separuh pembelian bulanan menjadi 3 triliun yen pada Maret 2026 mendatang.

Saat ini, bank ini membeli obligasi senilai 4,5 triliun yen setiap bulannya.

Para analis juga mengeluarkan perkiraan mereka bahwa kedepannya akan membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun untuk mengurangi separuh dari kepemilikan 585 triliun yen.

Mantan anggota dewan BoJ, Sayuri Shirai, sekaligus profesor di Keio University, mengatakan bahwa bank sentral tidak mungkin melakukan pembelian obligasi darurat meskipun imbal hasil terus meningkat, sebab tujuan utama mereka bukanlah tersebut melainkan mengurangi kepemilikan obligasi yang besar.

Pemerintah dianggap tengah di posisi yang enak selama imbal hasil obligasi 10 tahun tetap berada di bawah 2%.

Rencana tapering BoJ juga bertujuan untuk mengurangi ketegangan pasar yang disebabkan oleh intervensi besar-besaran di masa lalu.

Ada sebuah survei BoJ yang memberikan pengungkapan bahwa fungsi pasar saat ini masih rendah, dengan ujian utama dari rencana tapering dijadwalkan pada bulan Juni mendatang dimana Bersamaan dengan BoJ akan meninjau strateginya saat ini dan memutuskan langkah selanjutnya.

Sementara faktor domestik membentuk kebijakan BoJ, perkembangan internasional, seperti ancaman tarif otomotif yang digaungkan oleh Presiden AS Donald Trump, juga dapat mempengaruhi imbal hasil obligasi dengan mempengaruhi prospek ekonomi Jepang dan mengubah ekspektasi kenaikan suku bunga BoJ. (AA)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *