FOREXNEWS.ID – Beijing — Bank Rakyat Tiongkok (People’s Bank of China/PBOC) mengumumkan pada hari Selasa bahwa pihaknya telah menurunkan suku bunga pinjaman acuan nasional sebesar 10 basis poin.
Kebijakan ini menjadi sinyal terbaru dari Beijing dalam upayanya memulihkan momentum pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Dalam pengumuman resminya, PBOC menetapkan suku bunga pinjaman utama (Loan Prime Rate/LPR) satu tahun turun dari 3,10% menjadi 3,00%.
Sementara itu, suku bunga LPR lima tahun—yang sering dijadikan acuan untuk kredit properti jangka panjang—dipangkas dari 3,60% menjadi 3,50%.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mendorong permintaan domestik di tengah lemahnya konsumsi dan lesunya sektor properti.
PBOC menegaskan bahwa keputusan ini merupakan hasil dari mekanisme penawaran yang diadakan oleh bank-bank komersial utama yang ditunjuk sebagai penyedia LPR.
“Penyesuaian ini diharapkan dapat memperkuat fungsi transmisi kebijakan moneter ke sektor riil, serta meningkatkan keyakinan pelaku usaha dan rumah tangga dalam melakukan investasi dan konsumsi,” ujar pernyataan resmi dari PBOC.
Penurunan LPR ini dilakukan di tengah kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang lebih lambat dari ekspektasi pasar pada paruh pertama tahun 2025.
Banyak analis menilai langkah ini sebagai bentuk respons cepat pemerintah terhadap tekanan ekonomi, terutama dari sektor properti yang masih rentan dan tingkat pengangguran yang meningkat di kalangan muda.
Para ekonom memperkirakan bahwa PBOC masih memiliki ruang untuk melakukan pelonggaran lebih lanjut apabila pemulihan ekonomi belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Namun, mereka juga memperingatkan bahwa efektivitas pelonggaran suku bunga akan sangat bergantung pada respons sektor perbankan dan perilaku konsumen yang masih berhati-hati.
Kebijakan ini menjadi penanda bahwa Tiongkok masih mengandalkan pendekatan moneter sebagai salah satu alat utama untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di tengah dinamika global yang tidak menentu. (AA)