ForexNews.id – Krona Swedia (SEK) tampaknya memasuki fase koreksi setelah mengalami reli tajam terhadap dolar AS (USD) sejak awal tahun.
Setelah mencatat apresiasi lebih dari 10% sepanjang kuartal pertama 2025, SEK kini menunjukkan tanda-tanda kehilangan momentum, terutama di tengah tekanan ekonomi domestik dan pengaruh eksternal yang kian dominan.
Analis dari BCA menyebutkan bahwa pelemahan data ekonomi lokal menjadi titik awal meredupnya sentimen terhadap SEK.
Indikator Kecenderungan Ekonomi Swedia pada Maret turun ke level 95,2, mencerminkan penurunan tajam dalam kepercayaan bisnis dan konsumen.
Angka ini jauh dari ambang netral 100, yang biasanya mencerminkan stabilitas dalam persepsi ekonomi.
“Kepercayaan yang menurun menunjukkan bahwa perekonomian domestik mulai goyah, dan hal ini langsung tercermin pada kinerja SEK,” ujar analis FX senior dari BCA.
SEK dikenal sebagai mata uang yang sangat sensitif terhadap arus perdagangan global, khususnya sektor barang-barang perantara.
Karena itu, tren perlambatan ekonomi global—yang ditandai oleh turunnya aktivitas manufaktur di beberapa kawasan utama dunia—turut memberi tekanan pada krona Swedia.
Namun demikian, BCA menyoroti bahwa kinerja SEK selama ini juga sangat terkait dengan kekuatan euro (EUR).
Reli kuat EUR terhadap sejumlah mata uang utama dinilai turut menopang SEK secara tidak langsung.
Sayangnya, menurut para ahli strategi BCA, kekuatan EUR belakangan ini tampak mulai kehilangan pijakan yang solid.
Mereka menyebut bahwa EUR telah bergerak terlalu jauh dari fundamentalnya, membuka peluang koreksi dalam waktu dekat.
“Jika EUR mulai terkoreksi, SEK berpotensi ikut tertekan karena korelasi historis yang kuat,” jelasnya.
Sementara itu, dolar AS mendapat dorongan dari membaiknya kondisi keuangan di AS dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil, meskipun dampak ketegangan geopolitik global—seperti konflik di Timur Tengah dan ketidakpastian Asia Timur—masih membatasi lonjakan lebih lanjut.
Dari sisi kebijakan moneter, Riksbank memilih mempertahankan suku bunga dan sikap netral meskipun inflasi mengalami sedikit kenaikan.
Langkah ini dinilai sebagai upaya menjaga stabilitas di tengah gejolak mata uang, sekaligus mencerminkan optimisme hati-hati terhadap pemulihan ekonomi domestik.
Menanggapi dinamika ini, ahli strategi FX dari BCA mengambil posisi long taktis pada krone Norwegia (NOK) terhadap SEK, mencerminkan pandangan bahwa NOK memiliki prospek jangka pendek yang lebih baik dibanding krona Swedia.
Kini, dengan SEK yang semakin mendekati level resistensi penting terhadap USD—berkisar di angka psikologis 10,00—analis memperkirakan potensi pembalikan arah secara teknikal.
“Level ini bisa menjadi titik jenuh bagi SEK, yang dapat memicu aksi ambil untung oleh pelaku pasar dan memulai fase koreksi dalam waktu dekat,” pungkas BCA dalam catatan terbarunya.
Dengan ketidakpastian yang masih menyelimuti arah ekonomi global dan kebijakan moneter utama, perjalanan SEK ke depan diperkirakan akan penuh tantangan, menuntut kewaspadaan tinggi dari investor dan pelaku pasar valuta asing. (AA)