Reuters https://www.reuters.com Reuters
Reuters https://www.reuters.com Reuters

Pengaruh Kebijakan Tarif Trump: Mata Uang Asia Tunjukkan Kenaikan Signifikan

ForexNews.id – Pada hari Jumat, mata uang Asia mengalami kenaikan yang signifikan, sementara dolar AS tertekan di dekat level terendah dalam enam bulan terakhir.

Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terkait dampak dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump, yang dianggap berpotensi memicu resesi global.

Pada hari Kamis, mata uang-mata uang Asia sempat diperdagangkan lebih rendah setelah pengumuman tarif Trump yang diumumkan pada hari Rabu.

Namun, seiring dengan berlanjutnya ketidakpastian pasar, mata uang Asia akhirnya ditutup lebih tinggi, dengan investor yang mencari aset-aset yang lebih aman, menyebabkan dolar AS turun lebih lanjut.

Dolar AS Melemah Pasca Pengumuman Tarif Trump

Indeks Dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, jatuh 0,4% pada perdagangan Asia di hari Jumat.

Penurunan ini menyusul penurunan hampir 2% pada hari Kamis, yang merupakan level terendah dolar dalam enam bulan terakhir.

Aksi jual besar-besaran di pasar saham AS setelah pengumuman tarif Trump memicu kekhawatiran di kalangan investor.

Trump mengumumkan tarif 10% yang diberlakukan pada semua impor, termasuk tarif tambahan yang mencapai hingga 54% untuk barang-barang dari China.

Langkah agresif ini meningkatkan ketegangan dalam hubungan perdagangan global dan memicu aksi jual di pasar saham AS, yang berimbas pada penurunan tajam imbal hasil obligasi AS.

Para investor beralih ke aset safe-haven, yang menambah tekanan pada dolar.

Risiko Resesi Menghantui Ekonomi Global

Meningkatnya kekhawatiran bahwa kebijakan tarif tersebut dapat memicu perlambatan ekonomi global semakin memperburuk situasi.

Pelaku pasar mulai cemas bahwa eskalasi perdagangan akan membatasi investasi perusahaan, memperlambat pertumbuhan ekonomi global, dan memicu inflasi yang lebih tinggi.

Seorang analis dari ING menyatakan,

“Dampak dari tarif AS terhadap ekonomi domestik akan membuat dolar semakin rentan. Suku bunga AS yang lebih rendah dan kurangnya insentif fiskal dari AS membuat dolar sulit untuk mendapatkan dukungan. Kecuali ada berita besar yang mengarah pada pemotongan pajak atau deregulasi, dolar mungkin terus mengalami penurunan lebih lanjut.”

Mata Uang Asia Menguat, Yen Jepang dan Yuan China Mendekati Level Tertinggi

Pada hari Jumat, beberapa mata uang Asia memperlihatkan penguatan yang signifikan.

Pasangan USD/JPY, yang menggambarkan nilai tukar dolar AS terhadap yen Jepang, turun 0,5% setelah mencapai level terendah dalam enam bulan pada sesi sebelumnya.

Sementara itu, pasangan USD/CNH yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap yuan China offshore turun 0,4%. Pasar onshore di China sendiri tutup karena libur nasional.

Mata uang lainnya, seperti won Korea Selatan (USD/KRW) dan rupee India (USD/INR) juga mengalami penurunan terhadap dolar, masing-masing turun 0,9% dan 0,4%.

Dolar Australia Tertekan Akibat Ekspektasi Penurunan Suku Bunga

Salah satu mata uang Asia yang paling tertekan adalah dolar Australia. Pasangan AUD/USD turun sebesar 1,5% pada hari Jumat.

Investor mulai meningkatkan ekspektasi bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan segera memangkas suku bunga sebagai respons terhadap dampak negatif dari tarif Trump.

Meningkatnya tarif impor China, yang merupakan mitra dagang utama Australia, diperkirakan akan membebani ekspor Australia, seperti bijih besi dan batubara, serta mengurangi permintaan global.

Hal ini mendorong pasar untuk mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga oleh RBA sebagai langkah untuk meredam dampak ekonomi yang lebih luas.

Kesimpulan: Ketidakpastian Ekonomi Global Terus Membayangi Pasar

Secara keseluruhan, pasar finansial global tengah menghadapi ketidakpastian yang semakin meningkat, dengan kebijakan tarif Trump yang semakin memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi.

Mata uang Asia, meskipun mengalami penguatan sementara, tetap tertekan oleh dampak kebijakan perdagangan yang tidak menentu dan potensi resesi yang menghantui pasar global.

Perhatian utama pasar kini terfokus pada bagaimana kebijakan moneter di berbagai negara merespons ketegangan perdagangan ini dan apakah ada sinyal yang dapat mengindikasikan perubahan arah ekonomi global yang lebih positif. (AA)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *