FOREXNEWS.ID – Tokyo – Raksasa ritel Jepang, Seven & i Holdings, dikabarkan tengah dalam pembicaraan dengan perusahaan perdagangan besar Itochu Corporation untuk menjual sebagian sahamnya di anak usaha perbankan, Seven Bank.
Informasi ini diungkapkan oleh laporan Nikkei Business pada hari Selasa, dengan pengumuman resmi yang diperkirakan akan dilakukan paling cepat pada 30 Mei mendatang.
Menurut sumber yang dikutip, diskusi antara Seven & i dan Itochu saat ini berfokus pada pengalihan sekitar 10% saham Seven Bank, yang diperkirakan bernilai sekitar 30 miliar yen atau sekitar 208 juta dolar AS.
Saham tersebut saat ini dimiliki oleh dua operator supermarket, Ito-Yokado dan York Benimaru, yang merupakan anak perusahaan dari Seven & i Holdings.
Menanggapi laporan tersebut, saham Seven Bank melonjak hingga 9,5% di pasar saham, mencerminkan respons positif investor terhadap potensi restrukturisasi strategis yang sedang dijajaki perusahaan induknya.
Langkah ini menandai upaya berkelanjutan Seven & i Holdings untuk mempersempit fokus bisnisnya dan memperkuat posisi di sektor inti, yakni ritel toko kelontong.
Strategi penyederhanaan portofolio ini muncul setelah adanya tekanan dari investor serta pendekatan akuisisi yang diajukan oleh Alimentation Couche-Tard, perusahaan asal Kanada yang telah lama mengincar operasi ritel Seven & i.
Itochu, salah satu perusahaan perdagangan terbesar Jepang yang aktif dalam berbagai sektor, termasuk ritel dan keuangan, dipandang sebagai mitra strategis yang potensial bagi Seven Bank dalam memperluas dan memperkuat layanannya.
Jika kesepakatan ini terealisasi, maka hal ini bukan hanya akan menandai pergeseran fokus Seven & i ke arah bisnis ritel yang lebih ramping dan efisien, tetapi juga berpotensi mempererat kerja sama antar konglomerat Jepang dalam menghadapi tantangan industri ritel dan perbankan digital yang terus berubah.
Pihak Seven & i maupun Itochu belum memberikan komentar resmi terkait laporan ini hingga saat artikel ini diturunkan.
Namun, pasar diperkirakan akan terus mengamati perkembangan negosiasi ini dengan seksama menjelang akhir Mei. (AA)
