Reuters https://reuters.com Reuters
Reuters https://reuters.com Reuters

Spekulasi Perdagangan Berubah: Posisi Short Mata Uang Asia Turun

ForexNews.id – Posisi short pada mata uang Asia mencapai level terendah dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh pergeseran sentimen pasar yang lebih positif dan meredanya kekhawatiran terkait perang dagang global.

Para analis kini lebih tertarik pada aset berisiko, yang tercermin dalam melemahnya prospek bearish terhadap yuan China dan dolar Singapura ke level terendah sejak 31 Oktober 2024.

Won Korea Selatan juga mencatat penurunan posisi jual ke tingkat awal Oktober, menurut jajak pendapat Reuters yang melibatkan 13 responden.

Baht Thailand menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di Asia Tenggara, mencatat kenaikan lebih dari 2% sejak awal tahun.

Poon Panichpibool, ahli strategi pasar di Krung Thai Bank, mengaitkan penguatan baht dengan kenaikan harga emas, meskipun masih ada potensi ketidakpastian dari pasar AS.

Sementara itu, risalah pertemuan terakhir Federal Reserve AS mengindikasikan kekhawatiran terhadap inflasi akibat proposal kebijakan awal Presiden Donald Trump.

Hal ini menimbulkan ketidakpastian terhadap jadwal pemotongan suku bunga, dengan pasar saat ini memperkirakan kemungkinan 45,5% pemangkasan sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed pertengahan Juli, berdasarkan alat CME FedWatch.

Indeks dolar AS telah turun 2,6% sejak awal bulan, mencerminkan pandangan bahwa ancaman tarif Trump lebih merupakan taktik negosiasi dibandingkan kebijakan yang pasti.

Para analis pun mengurangi taruhan pendek mereka terhadap mata uang Asia, dengan asumsi bahwa Trump akan lebih berhati-hati dalam menerapkan kebijakan tarifnya.

Di India, rupee masih berada di wilayah bearish meskipun Reserve Bank of India (RBI) telah memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir dan melakukan intervensi guna menstabilkan mata uangnya.

Sejak awal tahun, rupee telah melemah sekitar 1,3%, mencerminkan ketidakpastian terkait kebijakan tarif AS.

Mata uang Asia lainnya, seperti dolar Taiwan dan peso Filipina, juga mengalami penurunan posisi jual ke level pertengahan Oktober.

Hal yang sama terjadi pada ringgit Malaysia dan rupiah Indonesia, yang menunjukkan prospek yang lebih bullish bagi mata uang-mata uang ini di tengah kondisi pasar saat ini. (AA)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *