FOREXNEWS.ID – Zurich, Mei 2025 — UBS, bank investasi global asal Swiss, merevisi pandangannya terhadap koruna Ceko (CZK) setelah mata uang tersebut menunjukkan penguatan signifikan, kembali ke level sebelum peristiwa yang dikenal sebagai “Hari Pembebasan” — momen penting saat koruna mengalami tekanan berat terhadap euro akibat sentimen global dan ketegangan dagang.
Penguatan ini terjadi menyusul keputusan Amerika Serikat untuk menunda implementasi tarif baru yang semula diprediksi dapat memicu ketidakstabilan pasar global.
Penundaan tersebut disertai dengan narasi bahwa tarif yang akan diberlakukan mungkin lebih lunak dari ekspektasi awal, memberikan napas segar bagi banyak mata uang pasar berkembang, termasuk CZK.
UBS menilai bahwa dinamika ini telah mengubah lanskap risiko jangka pendek. Dalam catatan riset terbarunya, bank tersebut menyatakan revisi terhadap proyeksi nilai tukar EUR/CZK dengan ekspektasi yang lebih optimis: 25,1 pada kuartal kedua 2025, dan stabil di angka 25,3 sepanjang kuartal ketiga 2025 hingga kuartal pertama 2026. Sebagai perbandingan, proyeksi sebelumnya lebih pesimistis: 25,4; 25,6; 25,8; dan 25,8.
Analis UBS menekankan bahwa pergeseran ini mencerminkan pandangan yang lebih moderat terhadap pelemahan koruna, di tengah membaiknya iklim ekonomi global. Kendati demikian, UBS tetap mencermati risiko-risiko yang bisa mengubah arah nilai tukar.
Salah satu faktor kunci adalah potensi tercapainya kesepakatan dagang cepat antara Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Jika ini terjadi, koruna berpeluang menguat lebih lanjut karena meningkatnya kepercayaan investor terhadap stabilitas kawasan Eropa Tengah.
Selain itu, UBS menyebut bahwa pendekatan kebijakan Bank Nasional Ceko (CNB) akan memainkan peran penting.
Jika bank sentral tetap mempertahankan sikap hawkish dengan mempertahankan atau bahkan menaikkan suku bunga, hal tersebut akan menambah daya tarik koruna di mata investor asing.
Tak kalah penting, situasi geopolitik di Eropa Timur — khususnya jika terjadi gencatan senjata jangka pendek di Ukraina — juga berpotensi memperkuat permintaan terhadap aset berbasis koruna.
Secara keseluruhan, UBS menyampaikan bahwa koruna kini berada dalam lintasan yang lebih positif dibanding beberapa bulan lalu.
Namun, prospek jangka menengah hingga panjang akan sangat bergantung pada perkembangan global dan respons kebijakan moneter domestik.
“Revisi proyeksi kami mencerminkan stabilitas yang mulai kembali di pasar, tetapi kehati-hatian tetap penting. Koruna memiliki potensi penguatan, namun bergantung pada faktor eksternal yang sangat dinamis,” ujar analis UBS dalam laporan tersebut. (AA)