ForexNews.id – UBS telah mengubah proyeksi kebijakannya terkait Swiss National Bank (SNB), memprediksi bahwa bank sentral tersebut akan memangkas suku bunga kebijakan dari 0,25% menjadi 0,0% pada pertemuan bulan Juni.
Perubahan ini mencerminkan respons terhadap dinamika ekonomi terbaru, baik di dalam negeri maupun global, yang secara signifikan menurunkan tekanan inflasi di Swiss.
Salah satu faktor utama yang mendorong revisi ini adalah penguatan franc Swiss secara tajam, yang dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi lebih mahal terhadap mata uang utama lainnya, khususnya euro.
Franc yang kuat menekan harga impor dan pada akhirnya menurunkan tekanan inflasi domestik.
Dalam waktu yang sama, harga minyak Brent turun sekitar 14% sejak pengumuman tarif global terakhir, turut menyumbang penurunan inflasi sebesar hampir 0,2 poin persentase.
UBS memproyeksikan inflasi akan jatuh ke 0,0% year-over-year atau bahkan sedikit di bawahnya pada bulan April dan Mei, turun dari level 0,3% saat ini.
Proyeksi inflasi untuk tahun 2025 juga diturunkan dari 0,4% menjadi hanya 0,2%, mencerminkan pandangan bahwa permintaan global dan domestik akan tetap lemah di tengah ketidakpastian perdagangan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Tekanan untuk menurunkan suku bunga diperkuat oleh meningkatnya risiko eksternal. Potensi ketegangan perdagangan yang kembali muncul, efek domino dari tarif yang menghambat pertumbuhan global, dan bayangan resesi membentuk lingkungan global yang rapuh.
UBS mencatat bahwa jika European Central Bank (ECB) melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter secara agresif, franc Swiss dapat semakin menguat, menambah tekanan pada SNB untuk mengambil langkah pelonggaran serupa, bahkan memasuki suku bunga negatif jika diperlukan.
Namun, terdapat juga faktor yang dapat menghambat pemangkasan suku bunga.
Kesepakatan perdagangan antara AS dan mitra globalnya bisa meredakan tekanan ekonomi dan menstabilkan nilai tukar, mengurangi urgensi pemotongan suku bunga.
Selain itu, UBS membuka kemungkinan intervensi valuta asing oleh SNB jika franc Swiss dinilai terlalu mahal terhadap euro.
Valuasi franc Swiss menjadi perhatian utama. UBS menilai bahwa franc saat ini terlalu mahal terhadap euro, bahkan sebelum apresiasi terbaru.
Sementara itu, dolar AS tetap mahal terhadap franc, dengan nilai tukar USDCHF masih di atas perkiraan nilai wajar UBS sebesar 0,78.
Karena hubungan ekonomi Swiss lebih erat dengan kawasan Eurozone daripada Amerika Serikat, kekuatan franc terhadap euro dianggap sebagai tantangan yang lebih mendesak dan berpengaruh terhadap arah kebijakan SNB ke depan.
Dengan keseimbangan antara risiko eksternal dan kekuatan domestik, SNB kini berada pada persimpangan penting.
Jika tren deflasi dan tekanan global berlanjut, langkah menuju suku bunga nol atau bahkan negatif bisa menjadi strategi kebijakan moneter yang tak terhindarkan untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung ekonomi Swiss. (AA)