Reuters https://www.reuters.com Reuters
Reuters https://www.reuters.com Reuters

Valuta Global Bergeser: Dolar Lunglai, Euro Menyongsong Harapan

ForexNews.id – Pasar Global Menanti Kejelasan dari Kebijakan Perdagangan AS di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Dolar Amerika Serikat terus menunjukkan tren pelemahan pada hari Selasa, memperpanjang penurunannya ke dekat level terendah dalam tiga tahun terakhir. Sentimen negatif terhadap greenback didorong oleh kekhawatiran yang semakin mendalam atas arah kebijakan perdagangan pemerintahan Trump, yang dianggap menciptakan ketidakpastian terhadap prospek ekonomi AS.

Hingga pukul 19:45 WIB, Indeks Dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang tersebut terhadap enam mata uang utama lainnya, turun tipis ke 99,395. Level ini hanya sedikit lebih tinggi dari titik terendah dalam tiga tahun yang tercapai pekan lalu. Sepanjang bulan ini, indeks ini telah turun lebih dari 4%, menempatkannya di jalur untuk mencetak penurunan bulanan terbesar sejak November 2022.

Investor Beralih ke Aset Aman, Pasar Valas Tetap Bergejolak

Gejolak dalam kebijakan perdagangan AS—termasuk perubahan sikap terhadap tarif impor—telah menciptakan suasana pasar yang tidak stabil. Presiden Trump baru-baru ini menyampaikan kemungkinan pembebasan tarif 25% terhadap kendaraan impor dari Meksiko dan Kanada, serta sejumlah perangkat elektronik dari Tiongkok, termasuk smartphone dan laptop.

Meskipun langkah-langkah ini sedikit meredakan kekhawatiran pasar, para analis memperingatkan bahwa kerusakan akibat kebijakan perdagangan yang tidak konsisten sudah telanjur memengaruhi persepsi global terhadap dolar AS. Dalam catatan yang dirilis hari ini, analis dari ING menyebut pasar tetap mempertahankan premi risiko tinggi terhadap aset berbasis dolar.

“Ketidakstabilan korelasi tradisional dan lonjakan volatilitas FX belakangan ini menunjukkan bahwa pelemahan dolar kemungkinan belum mencapai titik nadirnya,” tulis mereka.

Euro Menguat, Fokus Beralih ke Keputusan ECB

Di tengah pelemahan dolar, euro mencatat kenaikan moderat. EUR/USD naik 0,1% menjadi 1,1361, hanya selangkah dari level tertinggi tiga tahun di 1,1474. Analis melihat euro sebagai saluran pelarian utama bagi investor yang ingin menghindari risiko dolar.

Namun, fokus pasar kini tertuju pada pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang dijadwalkan Kamis ini. Ada ekspektasi kuat bahwa ECB akan menurunkan suku bunga depositonya sebesar 25 basis poin, membawa suku bunga ke 2,25%, sebagai respons atas perlambatan pertumbuhan dan kekuatan euro yang menekan inflasi.

“ECB mungkin harus menyeimbangkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan dengan inflasi yang mereda, terutama setelah revisi turun pada proyeksi ekonomi,” kata Seema Shah, kepala strategi global di Principal Asset Management.

Poundsterling dan Dolar Australia Ikut Menguat

Di Inggris, GBP/USD naik 0,4% menjadi 1,3230 setelah data pasar tenaga kerja menunjukkan pengangguran tetap stabil di 4,4%, sementara pertumbuhan upah reguler tahunan tercatat sebesar 5,9%. Meski Bank of England menahan suku bunga bulan lalu, investor memperkirakan pemangkasan suku bunga seperempat poin pada bulan Mei, seiring risiko perlambatan ekonomi akibat ketegangan perdagangan global.

Sementara itu, di Asia-Pasifik, dolar Australia menunjukkan kekuatan signifikan. AUD/USD naik 0,6% menjadi 0,6354 setelah risalah pertemuan RBA bulan April menunjukkan bahwa bank sentral menahan suku bunga karena mempertimbangkan ketidakpastian global. Keputusan ini mencerminkan kehati-hatian otoritas moneter Australia dalam menghadapi tekanan eksternal.

Yen Jepang Stabil, Yuan Masih Tertekan

Di sisi lain, USD/JPY melemah ke 142,92 dengan yen Jepang tetap kuat karena permintaan safe haven tetap tinggi. USD/CNY sedikit naik ke 7,3152 di tengah kekhawatiran akan hubungan dagang AS-Tiongkok yang belum menemukan kejelasan. (AA)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *